Retakan di Bulan


“Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)”.
Dalam al quran digital versi Depag, bulan baru akan terbelah di hari kiamat.

“Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan” ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW”. Jadi kejadian ini merujuk ke pada “the future” bukan “the past”.


Hal ini agak bertentangan dengan berbagai posting di blog seperti yang saya kutip di bawah ini

“Dalam kisah-kisah hadits yang diperkuat oleh seorang ahli geologi Inggris yg muslim Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar yang meng”interpretasikan” foto Nasa tersebut sesuai kisah hadits”
(http://gubug-koe-surga-koe.blogspot.com/2007/08/mukjizat-rasulullah-membelah-bulan.html), Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, 

Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”

Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”
Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1)

Menurut Ibni Abbas dan Shah Abdul Al Azis, fenomena tersebut hanyalah seperti fenomena gerhana bulan biasa.
Nampaknya hadits-hadits yang menomentari fenomena tersebut cukup banyak. Sehingga ini tentunya bukan fenomena sekedar gerhana. Di beberapa tafsir dia artikan bahwa Bulan adalah simbol/ lambang bendera dan kekuatan politik Qurais di Arab, sebagaimana matahari sebagai simbol bangsa Persia.

Terbelahnya bulan menunjukkan terpecahnya bangsa Qurais dalam perang Badr yang menunjukkan kematian para pemimpin Qurais. Pecahnya perang tersebut 1 thn setelah yml saw hijrah telah membelah kekuatan kaum Quraish menunjukkan penzahiran dari ayat di atas. Ini adalah bukti rasulullah saw dapat mebelah bulan.
Melihat foto di atas, menurut Didit_ndut yang juga belajar geologi tapi belum jadi professor dan juga bukan pakar telematika sekaliber Roy Suryo :

“Saya agak berbeda dengan interpretasi Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar”. Melihat foto bulan tersebut, dia melihat beberapa kenampakan morfologi (permukaan) bulan sbb:
1. Foto tersebut memiliki dua sumber cahaya (sinar) yang dilihat dari dua arah bayangan yang berbeda dan saling tegak lurus (misal bayangan dalam cekungan yang membulat dan bayangan dari lembah yang memanjang yang saling tegak lurus).
2. Terdapat fenomena garis lurus putih, paralel dengan lembah memanjang yang nampaknya bukan akibat kerusakan sensor perekam yang sampai sekarang didit_ndut masih bingung, fenomena apakah itu?.
3. Dimensi foto itu sangat besar, berarti sekala foto itu sangat kecil.
4. Dalam foto sekala sangat kecil maka kemungkinan lembah memanjang itu memiliki dimensi puluhan or ratusan km, demikian juga diameter kawah yang terbentuk akibat hujan meteor.

5. Apabila dimensinya cukup besar, maka seharusnya dapat dilihat dari berbagai stasiun observer di bumi, kecuali apabila dia selalu berada di sisi bayangan bulan.
6. Lembah memanjang itu terbentuk bukan akibat hantaman meteor tetapi akibat proses endogen yang di bumi disebut sebagai normal fault (sesar normal).
7. Di kaki lembah terdapat gundukan sedimen memanjang dengan diameter yang besar dalam kilometer berupa spoor dan triangular facet.
8. Pembentukan spoor dan triangular facet sebagai pengisi lembah dengan kenampakan teras (bertingkat) menunjukkan proses membelahnya (fault) itu terjadi dalam beberapa tahap secara perlahan.
9. Terpotongnya spoor oleh kawah, menunjukkan adanya hantaman meteor besar setelah terbentuknya spoor atau jauh setelah terjadi pembelahan. (Jadi membelah dahulu baru terhantam meteor).
10. Proses pembelahan dan sedimentasi ini berlangsung dalam sekala waktu geologi (ratusan ribu or bahkan jutaan tahun).
11. Agak sulit diinterpretasikan bahwa kejadian ini terjadi pada masa yml Rasulullah saw hidup (yaitu sekitar 1300 tahun yll), karena proses ini kemungkinan terjadi jauh sebelum beliau lahir.
12. Bila benar bulan itu membelah pada zaman yml saw hidup, maka seharusnya juga tercatat dalam prasasti or catatan sejarah bangsa-bangsa lainnya. Karena tahun 700an Masehi, jangankan bulan yg membelah, gempa bumi dan gunung meletus sudah mulai tercatat dalam berbagai situs. Kami belum pernah menemukan situs yang mencatat terbelahnya bulan di masa yml saw hidup.


Tulisan ini bukan dibuat karena penulis tidak percaya kepada mukjizat dari Allah swt, tetapi karena takut, apabila penjelasan yang seolah-olah ilmiah dari berbagai kalangan ternyata keliru dan terbukti salah. Dengan dating radioisotop, kita dapat mengetahui umur absolute endapan di dalam rekahan tersebut, apabila ternyata umurnya mencapai ratusan ribu bahkan jutaan tahun yang lalu sebagaimana uraian di atas, maka akan memberi kesan bahwa mukjizat yml saw adalah palsu. Oleh karena itu dituntut kehati-hatian dalam melihat fenomena alam dan menghubungkannya dengan mukjizat.


Sumber : CoPas

0 komentar: